Kamis, 19 Desember 2013

Evaluasi

A.     Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi selalu melekat dalam proses pembelajaran, secara sederhana evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian terhadap peserta didik.
o   Menurut Arifin (2012)
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas(nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
o   Menurut Guba dan Lincoln (1985 : 35)
Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya. 
o   Menurut Sax  (1980  :  18)
Evaluasi  adalah  suatu proses dimana pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari evaluator.

B.     Tujuan Evaluasi

Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi system pembelajaran baik yang menyangkut tentang tujuan, meteri, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system penilaian itu sendiri.

C.     Jenis Evaluasi

Jenis evaluasi berdasarkan waktu terdiri dari tiga jenis yaitu:
  • Evaluasi sewaktu berjalan (on going evaluation)
Suatu analisis yang dilakukan ketika pelaksanaan proyek sedang berlangsung yang dilakukan untuk membantu para pengambil keputusan apakah proyek dapat dipertahankan atau tidak.

  • Evaluasi akhir (terminal evaluation)
Evaluasi yang dilaksanakan paling tidak enam sampai dua belas bulan setelah proyek berakhir atau sebelum memulai fase proyek berikutnya sebagai pengganti ex post evaluation (evaluasi menyeluruh) pada proyek-proyek berjangka waktu singkat yang kebanyakan berjangka waktu satu tahun.

  • Evaluasi menyeluruh (ex post evaluation)
Evaluasi pada saat perkembangan proyek telah tercapai sepenuhnya, yaitu beberapa tahun setelah proyek ini berakhir, bila manfaat dan dampak yang diharapkan dari proyek telah terealisasi sepenuhnya.

Apabila dilihat dari jenisnya, Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis evaluasi, yaitu:
  • Evaluasi program adalah evaluasi untuk mengkaji kembali usulan program yang sudah dirumuskan sebelum proyek itu dilaksanakan. Tentang evaluasi program ini, secara khusus Rossi dalam Mardikanto (1993) sangat menekankan pentingnya kegiatan evaluasi terhadap:
1.      Siapa (kelompok) sasaran program, dimana lokasinya, dan bagaimana spesifikasi (kekhususan) kelompok sasaran program tersebut.
2.      Apakah metode yang terbaik yang akan dilakukan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
3.      Apakah program tersebut benar-benar konsisten dengan tujuan yang diinginkan.
4.      Seberapa jauh peluang keberhasilan program yang akan dilaksanakan.

  • Evaluasi proses dan evaluasi hasil.
1.      Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sebagaimana telah dirumuskan dari dalam programnya.
2.      Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai dengan baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.

Berdasarkan objek, evaluasi di bagi dalam beberapa jenis yaitu :
o  Evaluasi input
Evaluasi input yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup kepribadian, sikap, da keyakinan.  Tujuan utama input adalah untuk meentukan bagaimana memanfaatkan input dalam mencapai tujuan program. Contoh :  program pemanduan anak bakat. Tujuan adalah, untuk mengembangkan kemampuan anak berbakat dalam bidang musik. Maka dalam program itu dinilai input yang bagaimanakah dapat menunjang pencapaian tujuan tersebut. Antara lain :
a.    Program pembinaan
b.    Biaya
c.    Hamabatan-hambatan
d.   Strategi yang mungkin dipilih
e.    Fasilitas belajar
f.      Lingkungan
g.    Sarana prasarana
h.    Bagaimana kualitas anak berbakat
i.      Kualitas staf yang mampu mendukung kegiatan belajar

o  Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap [unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode-metode dan lain-lain.

o  Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

Menurut Scriven dalam Yusuf (2000) membedakan evaluasi menjadi dua; evaluasi formatif dan sumatif.
o  Evaluasi formatif dilaksanakan selama program berjalan untuk memberi informasi kepada pemimpin program untuk perbaikan program.
o  Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi kepada konsumen potensial tentang manfaat program.

D.     Prinsip Evaluasi

1)   Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran. Evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.

2)   Keterlibatan peserta didik ( siswa )
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajr mengajar yang dijalaninya secara aktif. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar mengajar.
                    
3)   Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisi butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.

4)   Pedagogis
Sebgai alat penilai hasil belajar. Di samping itu Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.

5)   Akuntabel
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran maka evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

E.     Instrumen Evaluasi Yang Baik

Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara lain :
oValiditas
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
o  Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ajeg. Keajegan/ketetapan disini tidak diartikan selalu sama tetapi mengikuti perubahan secara ajeg.
o  Objectivitas
Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subyektifitas pribadi dari si evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh subyektifitas yang tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada pedoman tertama menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi yang dilakukan berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang  keadaan audience yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara on the spot dan hanya satu atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang obyektif tentang keadaan audience yang di evaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.
o  Pratikabilitas
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri : Mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan  yang banyak dan memberi kebebasan kepada audience mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat di laksanakan oleh orang lain.
o  Ekomonis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
o  Taraf  Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang audience mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audiece putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Di dalam isitlah evaluasi index kesukaran ini diberi simbul p yang dinyatakan dengan “Proporsi”.
o  Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut membedakan antara audience yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audience yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Index Diskriminasi.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar